SuaraParlemen.co, Ogan Ilir, 23 April 2025 — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan apresiasi tinggi kepada ulama Ustadz Adi Hidayat (UAH) atas inisiasinya dalam mencetuskan Gerakan Indonesia Menanam (Gerina). Gerakan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan mendukung visi Indonesia Emas 2045.

“Saya bahagia hari ini melihat seorang ulama, seorang Ustadz yang visioner, pemikirannya luar biasa. Beliau adalah pemimpin Islam yang juga memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila,” ujar Prabowo saat meresmikan acara Gerakan Menanam Padi Serentak di 14 provinsi, yang dipusatkan di Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Presiden juga menyoroti semangat inklusif dalam gerakan ini. Menurutnya, UAH berhasil mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk lintas agama, untuk turut serta dalam program menanam.

“Semua umat, walau berbeda agama, dianggap sebagai keluarga sendiri. Inilah Indonesia yang terus bangkit, yang akan menjadi negara aman, damai, dan kuat. Inovasi, improvisasi, riset, dan teknologi yang digagas Ustadz Adi Hidayat akan membawa Indonesia menuju keberhasilan,” lanjutnya.

Prabowo juga menekankan bahwa kebangkitan bangsa dimulai dari unit terkecil seperti kabupaten dan kecamatan. Oleh karena itu, ia mendorong tercapainya swasembada pangan di seluruh wilayah Indonesia.

“Terima kasih kepada Menteri Pertanian dan juga kepada Ustadz Adi Hidayat. Beliau bukan hanya pemimpin spiritual, tetapi juga inovator sejati. Kalau ada 100 Ustadz seperti ini, bersama TNI-Polri dan para pemuka agama lainnya, kita bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang terhormat,” ungkap Prabowo.

UAH dalam kesempatan yang sama menegaskan pentingnya ketahanan pangan sebagai fondasi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Ia menyebut, gagasan Gerina lahir dari pertemuannya dengan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, pada 4 Januari 2025.

Baca juga :  Misi Kemanusiaan Presiden Prabowo: Lawatan ke Timur Tengah untuk Evakuasi Warga Gaza

“Saat itu saya mendapat masukan berharga mengenai program yang dapat membangkitkan semangat menanam. Maka lahirlah Gerakan Indonesia Menanam, atau disingkat Gerina. Ini bukan hanya slogan, tapi harus punya instrumen nyata agar benar-benar bisa dilaksanakan,” jelas UAH.

Lebih lanjut, UAH menyampaikan bahwa pencapaian besar seperti Indonesia Emas tak bisa diraih oleh presiden seorang diri, melainkan melalui kolaborasi lintas sektor dan semangat kolektif seluruh rakyat.

“Presiden tidak bisa mewujudkannya sendirian. Butuh energi kolaboratif, rakyat yang bersemangat, sehingga percepatan itu bisa terjadi,” pungkasnya. (Amelia)