SuaraParlemen.co, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyoroti maraknya ketidakjujuran akademik di dunia pendidikan Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Penilaian Integritas Pendidikan (SPI Pendidikan) 2024, praktik menyontek masih terjadi secara masif, terutama di lingkungan perguruan tinggi.
Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, mengungkapkan bahwa sebanyak 98 persen mahasiswa di Indonesia masih melakukan praktik menyontek. Sementara itu, di tingkat sekolah, perilaku serupa ditemukan pada 78 persen sekolah.
“Dengan kata lain, menyontek masih menjadi kebiasaan mayoritas di sekolah maupun kampus,” kata Wawan dalam pemaparannya di Gedung Pusat Antikorupsi KPK, Jakarta Selatan, Kamis, 24 April 2025.
Menyontek dan Plagiarisme Masih Mengakar
Dari data yang dipaparkan, tercatat bahwa 43 persen siswa dan 58 persen mahasiswa mengaku masih melakukan tindakan menyontek. Selain itu, praktik plagiarisme juga cukup memprihatinkan. Sebanyak 43 persen perguruan tinggi dan 6 persen sekolah dilaporkan masih menghadapi kasus plagiarisme di lingkungan akademiknya.
Ketidakdisiplinan Akademik Juga Tinggi
Tak hanya soal kejujuran, disiplin akademik pun menjadi perhatian. Survei menunjukkan bahwa 45 persen siswa dan 84 persen mahasiswa pernah datang terlambat ke sekolah atau kampus.
Ironisnya, ketidakdisiplinan ini tidak hanya terjadi di kalangan pelajar, tetapi juga para pengajar. Sebanyak 69 persen siswa menyatakan bahwa guru mereka sering datang terlambat. Sementara 96 persen mahasiswa menyebut dosennya juga kerap tidak hadir tepat waktu.
“Bahkan, di 96 persen kampus dan 64 persen sekolah, ditemukan masih ada dosen atau guru yang tidak hadir tanpa alasan yang jelas,” ujar Wawan.
Responden Capai Hampir Setengah Juta Orang
SPI Pendidikan 2024 melibatkan lebih dari 36 ribu satuan pendidikan, yang terdiri atas lebih dari 35 ribu Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Dasmen) serta sekitar 1.200 Satuan Pendidikan Tinggi (Dikti).
Survei ini mengumpulkan data dari 449.865 responden yang berasal dari berbagai elemen dalam ekosistem pendidikan.
Metode Survei Menggunakan Teknologi
Dalam pelaksanaannya, SPI Pendidikan menggunakan dua metode survei, yaitu:
- Metode online melalui WhatsApp, email blast, dan CAWI (Computer Assisted Web Interview).
- Metode hybrid dengan pendekatan CAPI (Computer Assisted Personal Interview). (Amelia)
Tinggalkan Balasan