SuaraParlemen.co, Magelang – Seorang anak laki-laki berinisial RB (9), warga Karang Gading, Rejowinangun Selatan, ditemukan meninggal dunia setelah hanyut di aliran Sungai Progo. Korban ditemukan pada Selasa pagi (4/3/2025) di kompleks Puri Tuk Songo, Cacaban, berjarak sekitar 3 kilometer dari lokasi kejadian.

Koordinator Basarnas Unit Siaga SAR Borobudur, Basuki, menjelaskan bahwa proses pencarian dilakukan dengan membagi tim menjadi tiga. Tim darat melakukan penyisiran di kanan dan kiri sungai, tim penyelam mencari di sekitar lokasi kejadian, sementara tim lainnya menyusuri aliran sungai menggunakan perahu rafting. Akhirnya, korban ditemukan oleh tim rafting dalam kondisi meninggal dunia pada pukul 09.30 WIB.

“Korban langsung dibawa ke RSUD Kota Magelang,” ujar Basuki, Selasa (4/3/2025).

Kronologi Kejadian

RB dilaporkan hilang setelah bermain bersama tiga temannya pada Senin siang (3/3/2025). Berdasarkan rekaman CCTV, korban terlihat bermain sepeda di sekitar lokasi bersama teman-temannya. Namun, sekitar pukul 13.00 WIB, hanya tiga anak yang kembali ke rumah tanpa RB. Orang tua korban yang menyadari anaknya belum pulang langsung mencari informasi hingga akhirnya mendapat kabar bahwa RB tenggelam di Sungai Progo.

Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kota Magelang, Siska Sriyoga, menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari orang tua korban pada Senin malam pukul 20.00 WIB. Setelah mendapat laporan, BPBD segera menuju lokasi dan berkoordinasi dengan Basarnas serta Polsek Magelang Tengah.

Proses Pencarian

Upaya pencarian dimulai sejak pukul 20.30 WIB dengan melibatkan tim gabungan dari Basarnas, BPBD Kota Magelang, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat. Namun, pencarian dihentikan pada pukul 23.30 WIB karena kondisi cuaca yang kurang mendukung, setelah adanya laporan dari BPBD Temanggung mengenai curah hujan tinggi.

Baca juga :  Bonus Hari Raya Ojol, PAHAM Surabaya Dorong Kemenaker Awasi di Tingkat Daerah

Keesokan paginya, pencarian kembali dilanjutkan mulai pukul 07.00 WIB. Untuk memaksimalkan pencarian, Basarnas membagi tim menjadi tiga kelompok. Tim pertama melakukan penyelaman di titik awal kejadian, tim kedua menyusuri aliran sungai menggunakan perahu hingga kawasan Babrik, Tempuran, Kabupaten Magelang, dan tim ketiga menyisir daratan di kanan dan kiri sungai dengan harapan korban ditemukan mengambang atau tersangkut di sekitar area tersebut.

Pencarian sempat terkendala oleh arus sungai yang cukup kuat serta lebar sungai yang menyulitkan proses evakuasi. Namun, upaya pencarian akhirnya membuahkan hasil dengan ditemukannya korban pada Selasa pagi dalam kondisi meninggal dunia.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi orang tua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka, terutama saat bermain di sekitar sungai atau area berisiko tinggi. (Amelia)