SuaraParlemen.co, Banda Aceh, 24 Agustus 2025 – Kota Sabang kembali menunjukkan eksistensinya dalam dunia keilmuan Islam tingkat Provinsi Aceh. Pada ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) IV Aceh Tahun 2025, Sabang berhasil meraih prestasi gemilang dengan menembus peringkat enam besar pada cabang Ushul Fiqh.
Prestasi ini diraih oleh Faris Muyassar bin Nurirullah, putra asal Jurong Ateuh, Gampong Batee Shoek, Kota Sabang. Dengan penuh semangat dan kemampuan mumpuni, Faris bersaing dengan puluhan peserta terbaik dari seluruh kabupaten/kota di Aceh, hingga akhirnya namanya masuk dalam jajaran enam besar terbaik.
Ajang Bergengsi Santri Se-Aceh
MQK IV Aceh 2025 yang berlangsung pada 19–23 Agustus di Banda Aceh memperlombakan empat cabang utama: Kitab Akhlak, Nahwu, Ushul Fiqh, dan Tafsir. Kompetisi ini bukan hanya ajang lomba, tetapi juga wadah silaturahmi dan adu intelektual santri dari berbagai dayah dan pesantren di Aceh.
Acara berlangsung khidmat sekaligus meriah. Ribuan peserta, pendamping, ulama, hingga pejabat pemerintah hadir memberikan dukungan. Pada malam puncak, suasana gedung dipenuhi tepuk tangan riuh ketika satu per satu pemenang dipanggil naik ke panggung untuk menerima piala, piagam, dan penghargaan.
Sabang Buktikan Daya Saing Santri Ujung Barat
Keberhasilan Faris Muyassar bukan sekadar prestasi pribadi, tetapi juga kebanggaan bagi masyarakat Sabang. Ia menerima langsung piala penghargaan dan piagam juara dari pejabat Pemerintah Aceh dalam prosesi penuh kehormatan.
Masyarakat Sabang, khususnya para ulama dan tokoh dayah, menyambut capaian ini dengan rasa syukur. Mereka menilai hasil tersebut sebagai bukti nyata bahwa santri Sabang mampu bersaing dengan daerah lain di Aceh.
“Prestasi ini membuktikan anak-anak muda Sabang siap tampil di level tinggi. Semoga generasi berikutnya dapat lebih berprestasi dan mengharumkan nama daerah di tingkat provinsi maupun nasional,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Kitab Kuning, Warisan Ulama Nusantara
MQK menjadi ajang penting dalam menjaga tradisi keilmuan Islam, khususnya penguasaan kitab kuning yang diwariskan ulama salaf secara turun-temurun. Melalui kompetisi ini, pemerintah berupaya melestarikan khazanah ilmu sekaligus mendorong lahirnya generasi santri berilmu, berakhlak, dan berwawasan luas.
Hasil yang diraih Faris diharapkan menjadi pemicu semangat bagi Sabang untuk semakin memperkuat pendidikan dayah dan pesantren. Dengan demikian, lebih banyak generasi baru yang menguasai ilmu akhlak, bahasa Arab (nahwu), tafsir, maupun ushul fiqh.
Momentum Kebangkitan Generasi Qur’ani
Kota Sabang menegaskan komitmennya mendukung pembinaan kader muda melalui dayah, pesantren, dan berbagai kegiatan keilmuan. Prestasi Faris di MQK IV Aceh 2025 menjadi simbol kebangkitan generasi Qur’ani dari Sabang.
Meski berada di ujung barat Nusantara, semangat santri Sabang tetap terdepan dalam menggapai prestasi, mengukir jejak penting dalam peta keilmuan Aceh. (Kjp)
Tinggalkan Balasan