SuaraParlemen.co, Jakarta – Mutasi dr Piprim B Yanuarso, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menuai sorotan publik. Kebijakan ini tertuang dalam surat edaran yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Azhar Jaya.

Sejumlah pihak menilai pemindahan tugas dr Piprim sebagai tidak berdasar dan bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. Sebelumnya, dr Piprim dikenal sebagai dokter sekaligus pengajar di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dengan keahlian di bidang intervensi jantung anak.

Muncul dugaan bahwa mutasi ini terkait dengan isu sensitif mengenai rencana pengambilalihan kewenangan kolegium oleh Kemenkes. Sejumlah narasi yang beredar menyebut bahwa IDAI menolak langkah tersebut, dengan menyatakan bahwa kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia (KIKAI) tetap menjadi bagian dari organisasi profesi, bukan pemerintah.

“Saya meyakini keputusan tersebut tidak lepas dari sikap organisasi IDAI yang menolak pengambilalihan kolegium oleh Kemenkes. IDAI merupakan organisasi profesi yang paling solid kolegiumnya,” demikian kutipan dari narasi viral berjudul “Kebijakan Paradoks Kemenkes RI” yang beredar dan dikutip detikcom pada Selasa (29/4/2025).

Menanggapi isu ini, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa mutasi tersebut merupakan bagian dari rotasi rutin di rumah sakit vertikal. Ia menegaskan bahwa rotasi ini melibatkan 13 dokter, termasuk dr Piprim.

“Perpindahan dr Piprim dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF), yang saat ini hanya memiliki satu subspesialis kardiologi anak dan akan segera pensiun,” ujar Aji saat dihubungi detikcom.

Menurut Aji, kehadiran dr Piprim di RSF diharapkan dapat memperkuat layanan kardiologi anak di rumah sakit tersebut, yang juga merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN dan bagian dari jejaring pendidikan FK Universitas Indonesia (FK-UI).

Baca juga :  DPD PKS Kota Banda Aceh Gelar Halal Bihalal dalam Rangka Milad PKS ke-23, Tgk. H. Makhyaruddin Yusuf: "Keberkahan Masjidil Aqsa Hadir Saat Hati Kita Risau Akan Keadaannya"

Terkait kekhawatiran akan kekurangan tenaga pengajar di RSCM, Aji menyebut hal itu tidak berdasar. Ia memastikan bahwa saat ini masih ada empat dokter subspesialis jantung anak aktif di RSCM yang mampu melanjutkan pelayanan baik kepada pasien maupun peserta didik.

“Pasien yang sebelumnya ditangani dr Piprim di RSCM tetap bisa dilayani di RSF. Jarak antara kedua rumah sakit tidak jauh, sehingga layanan kesehatan anak tetap terjamin,” pungkasnya. (Amelia)