SuaraParlemen.co, Kuningan – Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional (HSN). Peringatan ini menjadi momentum untuk menegaskan kembali peran penting pesantren dalam pembangunan bangsa—baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan. Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi juga benteng pertahanan moral bangsa yang telah melahirkan banyak tokoh dan pejuang nasional.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya jika bangsa ini memberikan perhatian khusus terhadap eksistensi pesantren. Ketika ada pihak-pihak yang mencoba mendiskreditkan pesantren, pemerintah wajib hadir memberikan pembelaan. Jika perlu, langkah tegas seperti pencabutan izin siar bagi media yang melecehkan pesantren dan pengasuhnya perlu dilakukan demi menjaga kehormatan lembaga ini.
Pesantren: Tempat Mendidik Ilmu dan Akhlak
Pesantren adalah lembaga pendidikan berbasis Islam yang tidak hanya menekankan pendidikan formal, tetapi juga pendidikan karakter dan spiritual. Di pesantren, para santri mempelajari ajaran Islam, bahasa Arab, ilmu-ilmu agama, serta mata pelajaran umum sebagaimana di sekolah-sekolah lainnya. Lebih dari itu, pesantren juga menjadi tempat bagi santri untuk mengembangkan keterampilan hidup dan membentuk kepribadian yang mandiri, disiplin, serta berakhlak mulia.
Rumah Kedua yang Penuh Bahagia
Bagi para santri, pesantren seringkali menjadi rumah kedua yang penuh kebahagiaan. Di sana, mereka tidak hanya menimba ilmu, tetapi juga menjalin persaudaraan yang erat dengan teman-teman dan para ustadz maupun ustadzah dari berbagai daerah, bahkan lintas negara. Suasana kekeluargaan yang hangat membuat kehidupan di pesantren penuh makna—menjadi tempat berbagi pengalaman, suka, dan duka.
Kegiatan yang Menghidupkan Jiwa Santri
Selain belajar, pesantren juga menyediakan berbagai kegiatan yang menyenangkan dan mendidik. Santri dapat mengikuti kegiatan olahraga seperti sepak bola, bola basket, dan voli, serta kegiatan seni seperti menggambar, menulis puisi, kaligrafi, atau seni baca Al-Qur’an. Tak ketinggalan, kegiatan keagamaan seperti mengaji, shalat berjamaah, dan kajian kitab kuning menjadi rutinitas yang memperkuat spiritualitas mereka.
Penutup
Pesantren adalah lembaga pendidikan yang menyeluruh—menggabungkan antara ilmu, akhlak, dan kebersamaan. Ia bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga tempat tumbuhnya jiwa-jiwa beriman, berilmu, dan berkarakter. Di Hari Santri Nasional ini, mari kita terus menjaga dan menghargai peran pesantren sebagai penjaga moral bangsa dan pelita peradaban Indonesia.
Tinggalkan Balasan