SuaraParlemen.co, Takengon – Anggota DPRK Aceh Tengah, Syukri, kembali mengkritisi persoalan pendidikan di daerah tersebut. Dalam rapat pembahasan Perubahan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (P-PAS) Aceh Tengah Tahun Anggaran 2025, Kamis (4/9/2025), ia menyinggung kinerja pengawas sekolah yang dinilai masih jauh dari harapan.

Menurut politisi PKS asal Tebes Lues, kelahiran 23 Agustus 1975 itu, masih ada praktik “nakal” di sekolah yang membebani orang tua siswa, seperti pungutan uang ijazah dan kewajiban mengikuti kegiatan wisuda.

“Kalau pengawas sekolah tak sanggup mengawasi, libas saja,” tegas Syukri di ruang sidang DPRK.

Saat dikonfirmasi Suaraparlemen.co, Syukri menegaskan bahwa istilah “libas” bukan bermaksud kasar, melainkan mengganti dengan cepat pengawas sekolah yang tidak mampu menjalankan amanah. Ia menilai posisi pengawas sekolah sangat strategis karena berpengaruh langsung pada mutu pendidikan.

Terkait kegiatan wisuda, Syukri mengakui acara tersebut bisa menjadi motivasi bagi siswa, namun di sisi lain, banyak keluarga kurang mampu justru merasa terbebani. “Ke depan, lebih baik dicarikan alternatif lain agar tidak memberatkan orang tua,” ujarnya.

Syukri juga mengingatkan para guru agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan mengeluarkan siswa hanya karena masalah tertentu. “Tugas guru itu membimbing dan mengajar, bukan mencari alasan untuk mengeluarkan anak didik,” katanya.

Selain itu, ia turut menyoroti kebijakan mutasi kepala sekolah yang dilakukan Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga. Menurutnya, mutasi jangan dilakukan secara asal atau berdasarkan kedekatan personal.

“Contohnya, Kepala SD Negeri 4 Bies dipindahkan ke Wihni Bakong. Di sana jam mengajarnya tidak ada. Seharusnya guru yang sudah lama mengajar di sekolah itu yang dipromosikan menjadi kepala sekolah,” jelasnya.

Syukri menegaskan, jabatan kepala sekolah seharusnya diberikan kepada guru yang pantas dan siap memimpin, bukan dijadikan hadiah jabatan. “Pendidikan ini menyangkut masa depan anak-anak kita. Semua pihak harus serius, jangan sampai pendidikan hanya jadi formalitas atau permainan jabatan,” tegasnya.

Baca juga :  Presiden Prabowo Resmikan Badan Pengelola Investasi BPI Danantara

Dengan berbagai masukan yang disampaikannya, Syukri berharap dunia pendidikan di Aceh Tengah semakin maju dan mampu mencetak generasi muda yang cerdas, berkarakter, serta siap bersaing. Ia pun mengajak semua pihak untuk bekerja sama demi mewujudkan pendidikan yang adil dan berkualitas bagi seluruh anak bangsa. (WD)