SuaraParlemen.co, Jambi – Aktivitas perdagangan di Pasar TAC, Kota Jambi, mengalami penurunan signifikan pasca pandemi COVID-19. Para pedagang mengeluhkan sepinya pengunjung hingga pendapatan yang merosot drastis.

Hal ini terungkap saat Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, M.K.M., meninjau langsung pasar tersebut pada Selasa (3/9/2025).

Salah satu pedagang, Lena, mengaku kondisi pasar tidak kunjung pulih meski pandemi telah usai.

“Dulu sebelum COVID-19 dagangan masih ramai. Sekarang sepi, jauh berkurang. Pedagang juga banyak yang tutup,” ungkapnya. Lena menambahkan, penghasilannya bisa turun hingga hanya Rp35 ribu dalam sebulan saat kondisi pasar benar-benar sepi.

Hal senada disampaikan Nek No, pedagang lainnya, yang resah dengan isu relokasi dan pembongkaran area berdagang.

“Kami sudah lama di sini, lebih dari 10 tahun. Kalau dibongkar, kami mau pindah ke mana? Kami punya izin dan bayar distribusi harian,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Jambi Maulana menegaskan Pasar TAC tidak akan direlokasi. Sebaliknya, pasar tersebut akan dikembangkan agar lebih menarik dan mampu memberikan kontribusi optimal terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Pasar TAC adalah aset milik Pemkot Jambi yang strategis. Namun saat ini belum maksimal menyumbang PAD. Kita ingin revitalisasi dengan kolaborasi antara Dinas Perindag dan BUMD, agar investor bisa masuk membenahi fasilitas pasar. Bisa digelar festival ataupun ajang kreatif lainnya,” jelas Maulana.

Selain itu, Maulana juga menyampaikan adanya perubahan rencana pembangunan diorama sejarah digital. Semula direncanakan di kawasan Pasar TAC, proyek tersebut kini dipindahkan ke eks Pasar Talang Banjar karena keterbatasan lahan dan fasilitas parkir.

“Di lokasi itu lahannya luas dan strategis. Diorama akan dipadukan dengan pusat oleh-oleh, kerajinan UMKM, dan kuliner. Pengunjung bisa menonton diorama lalu berbelanja produk lokal,” terangnya.

Baca juga :  Munas VII APEKSI: Wali Kota Jambi Dipercaya Nahkodai Komwil II

Pemkot Jambi kini tengah menyusun storyline diorama tersebut bersama tim sejarawan dan ahli perencanaan. Konsepnya adalah mengawinkan edukasi sejarah dengan pengembangan ekonomi kreatif.

Untuk Pasar TAC sendiri, pengembangan akan difokuskan pada peningkatan kenyamanan dan sarana prasarana, mulai dari tempat berjualan yang lebih layak, penataan parkir, hingga sistem bisnis yang lebih transparan dan modern.

“Kebutuhan akan pasar rakyat semakin tinggi. Jika dikelola baik, ini bisa jadi pusat pergerakan ekonomi masyarakat,” tegas Maulana.

Pemkot Jambi saat ini tengah merancang pola kerja sama antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) sebagai pemilik aset dan BUMD sebagai pengelola bisnis. Tujuannya, selain meningkatkan PAD, juga untuk memberdayakan pelaku UMKM agar lebih berdaya saing.