SuaraParlemen.co, Jakarta, 17 Mei 2025 – Nama organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya kembali menjadi sorotan publik. Organisasi paramiliter yang dipimpin oleh Rosario de Marshall, lebih dikenal dengan nama Hercules, kerap dikaitkan dengan sejumlah peristiwa kekerasan di berbagai daerah di Indonesia.

Dalam beberapa bulan terakhir, GRIB Jaya disebut-sebut terlibat dalam aksi kekerasan di Blora (Jawa Tengah), Bandung dan Depok (Jawa Barat), hingga Kalimantan. Puncaknya, bentrokan antara GRIB Jaya dan organisasi massa Pemuda Pancasila di Blora pada Januari 2025 memperkeruh tensi antarormas dan menarik perhatian aparat keamanan.

Namun siapa sebenarnya sosok Hercules, tokoh kontroversial di balik GRIB Jaya?

Dari Timor Timur ke Tanah Abang

Jauh sebelum mendirikan GRIB Jaya, Hercules dikenal sebagai sosok keras yang ditempa dalam dunia militer dan jalanan. Ia pertama kali datang ke Jakarta setelah mengalami kecelakaan helikopter saat menjadi pesuruh logistik dalam misi bantuan operasi Kopassus di Dili, Timor Timur. Kecelakaan itu membuat tangannya putus dan harus diamputasi, sebelum akhirnya menjalani operasi pemasangan tangan palsu di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta.

Kedatangan Hercules ke ibu kota sekitar tahun 1987 tidak lepas dari peran Kolonel (Purn.) Gatot Purwanto, perwira intelijen yang pertama kali terjun ke Timor Timur pada 1975. Dalam laporan Tempo (15 November 2010) berjudul “Jatuh-Bangun Jawara Tenabang”, Gatot menyebut Hercules sebagai anak buahnya. Nama “Hercules” sendiri merupakan nama sandi radio yang diberikan oleh para tentara yang kagum akan kekuatannya memikul karung seberat 100 kilogram meski bertubuh kecil.

Setibanya di Jakarta, Hercules memulai hidup baru di kawasan Bongkaran, Tanah Abang, dengan berjualan rokok. Awalnya, dia kerap menjadi korban pemalakan para preman. Namun, Hercules tidak tinggal diam. Dalam buku Politik Jatah Preman karya Ian Douglas Wilson (2015), Hercules mengaku selalu siap menghadapi serangan. “Bahkan saat mandi pun saya membawa pedang, karena musuh bisa menyerang kapan saja,” ujarnya.

Baca juga :  Meningkatkan Efisiensi Keuangan Daerah, Walikota Jambi Dukung SP2D Online

Bangun Jaringan, Kelola Bisnis Jalanan

Seiring waktu, Hercules membentuk kelompok sendiri untuk menjalankan berbagai bisnis jalanan, termasuk pengamanan, perjudian, dan pelacuran. Ia tidak sendirian. Beberapa rekannya sesama perantau dari Timor Timur ikut bergabung, seperti Alfredo Monteiro Pires, Logo Vallenberg, Germano, Luis, Jimmy, dan Anis.

Kelompok ini bahkan menjalin “kerja sama” dengan tokoh lokal Betawi, Abraham Lunggana alias Haji Lulung, serta mengelola pedagang kaki lima di kawasan Tanah Abang. Mereka menarik “uang jasa” berupa setoran harian, bulanan, bahkan bonus tahunan dari para pedagang. Pada dekade 1990-an, dengan nilai tukar Rp 1.700 per dolar AS, setoran dari satu lapak bisa mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.

Namun dominasi Hercules dan kelompoknya tak berlangsung lama. Pada 1997, bentrokan berdarah terjadi di Tanah Abang. Dalam peristiwa yang disaksikan langsung oleh pasukan Kodam Jaya, kelompok Hercules diserang oleh kelompok Betawi pimpinan Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing. Empat orang anak buah Hercules tewas dalam insiden tersebut, dan pengaruhnya di Tanah Abang pun meredup.

Lahirnya GRIB Jaya dan Kedekatan dengan Prabowo

Meski kehilangan pengaruh di lapangan, Hercules tak hilang dari dunia pergerakan. Pada tahun 2011, ia mendirikan organisasi masyarakat paramiliter bernama Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, dan langsung menjabat sebagai Ketua Umum hingga kini.

Di bawah kepemimpinannya, GRIB Jaya berkembang pesat. Organisasi ini mengklaim telah memiliki cabang di 28 provinsi di seluruh Indonesia. Meski demikian, keberadaannya tak lepas dari kontroversi, terutama karena pendekatan kekerasan yang kerap disorot.

Hercules juga dikenal memiliki hubungan dekat dengan Prabowo Subianto. Ada yang menyebut perkenalan keduanya terjadi saat Prabowo masih menjabat sebagai perwira Kopassus di Timor Timur. Versi lain menyatakan mereka bertemu di Jakarta pada awal 1990-an. Dalam pemilihan presiden 2024, Hercules bahkan secara terbuka memerintahkan seluruh anggota GRIB Jaya untuk mendukung pencalonan Prabowo sebagai Presiden RI. (Amelia)

Baca juga :  Presiden Prabowo Tanggapi Tuntutan Forum Purnawirawan TNI, Termasuk Soal Wapres Gibran