SuaraParlemen.co, Jambi – Ruas jalan Kota Jambi – Mendalo – Pijoan telah lama menjadi urat nadi utama mobilitas di Provinsi Jambi. Jalan ini adalah “jalur harapan” bagi puluhan ribu mahasiswa, pelajar, dan pekerja yang setiap hari melintasinya dengan satu tujuan: mencari ilmu dan rezeki, lalu kembali pulang dengan selamat.
Namun, ruas jalan vital ini telah berubah menjadi black spot yang mematikan. Fakta tragis yang disampaikan oleh Anggota DPR RI Dapil Jambi, Edi Purwanto, bahwa hampir 50 mahasiswa telah meninggal dunia akibat kecelakaan di jalur yang sama, merupakan Kejadian Luar Biasa dalam konteks tata ruang dan transportasi. Ini bukan lagi masalah teknis, melainkan darurat keselamatan publik yang menuntut tindakan segera.
Langkah Edi Purwanto mengusulkan pelebaran jalan ini adalah sebuah seruan kemanusiaan dan panggilan moral untuk menyelamatkan generasi muda Jambi.
Nadi Pendidikan yang Kian Sesak
Ruas Jambi–Mendalo adalah koridor pendidikan terbesar di Jambi. Ia menghubungkan dua perguruan tinggi negeri (PTN) raksasa: Universitas Jambi (UNJA) dan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS), dengan jumlah total mahasiswa aktif mencapai sekitar 57.000 orang. Belum lagi ribuan pelajar dari sekolah unggulan seperti SMA Titian Teras dan MAN Insan Cendekia.
Jalan yang sempit itu menjadi saksi perjuangan harian mereka, di mana mereka harus berdesakan, bersaing dengan truk logistik antarprovinsi, tanpa adanya ruang keselamatan yang memadai, bahu jalan, atau jalur khusus yang ideal. Pelebaran jalan adalah jaminan ruang keselamatan yang mutlak bagi calon pemimpin Jambi ini.
Eksit Tol Pijoan: Peluang Ekonomi yang Harus Direspons Cepat
Saat ini, Kementerian PUPR sedang mengembangkan Exit Tol Pijoan, yang diproyeksikan sebagai simpul pertumbuhan ekonomi baru. Exit tol ini akan secara masif meningkatkan volume lalu lintas yang bermuara ke Jalan Nasional Mendalo–Jambi.
Jika kondisi jalan sempit dibiarkan, dampaknya akan fatal:
- Peningkatan Tajam Risiko Kecelakaan: Volume kendaraan yang bertambah di jalan sempit akan memperburuk tingkat fatalitas.
- Kemacetan Parah: Mobilitas logistik dan masyarakat akan terhambat, mengurangi efektivitas tol.
- Hambatan Investasi: Pertumbuhan investasi di kawasan baru akan terhambat oleh persoalan klasik infrastruktur.
Pelebaran dan pembangunan dua jalur bukan lagi opsi, tetapi keharusan struktural untuk memastikan kawasan ekonomi yang sedang dibentuk dapat berfungsi optimal, bebas dari kemacetan dan risiko kecelakaan.
Sinkronisasi dengan Peta Jalan Pembangunan Jambi
Usulan pelebaran Jalan Mendalo selaras penuh dengan prioritas dalam RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029, khususnya pada tiga fokus utama:
- Penguatan Infrastruktur Wilayah dan Konektivitas Nasional: Peningkatan kapasitas jalan adalah kunci untuk mengurangi biaya logistik dan mempercepat mobilitas di tulang punggung konektivitas provinsi.
- Pengembangan Kawasan Pendidikan dan Sentra Pertumbuhan Baru: Mendalo telah menjadi “Kota Mahasiswa” yang strategis. Pelebaran jalan akan mendukung pertumbuhan kawasan ekspansi ekonomi baru yang dipicu oleh Exit Tol Pijoan.
- Peningkatan Keselamatan Transportasi: Jalan ini masuk kategori black spot yang penanganannya harus menjadi prioritas layanan publik.
Dengan demikian, usulan Edi Purwanto adalah langkah sinkron yang menjembatani kepentingan pusat (Kementerian PUPR) dan peta jalan pembangunan daerah.
Mengamankan Aset Negara dan Menciptakan Nilai Tambah
Sepanjang ruas jalan ini berdiri berbagai aset strategis Pemerintah Pusat dan Provinsi, termasuk:
- Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan
- Aset Lahan Pemerintah dan Kawasan Strategis Permukiman
- Wilayah Produktif dalam struktur ruang RTRW Provinsi Jambi
Arus kendaraan yang macet dan insiden kecelakaan yang tinggi dapat menghambat mobilitas layanan, memangkas akses publik, dan melemahkan nilai guna kawasan. Pelebaran jalan berarti mengamankan investasi negara yang telah dibangun puluhan tahun, sekaligus membuka peluang nilai tambah ekonomi baru melalui peningkatan aksesibilitas yang efisien.
Kita Tidak Boleh Menunggu Korban Berikutnya
Argumen moral adalah yang paling mendesak. Di balik angka “50 mahasiswa meninggal”, terdapat keluarga yang hancur, mimpi yang terputus, dan masa depan yang terenggut. Setiap nyawa adalah alarm.
Pelebaran jalan bukan sekadar proyek, tetapi sebuah perlindungan negara terhadap warganya, khususnya para pemuda. Usulan Edi Purwanto kepada Menteri PUPR agar ruas ini dimasukkan dalam Skala Prioritas Nasional harus ditindaklanjuti sebagai panggilan darurat keselamatan publik dan investasi masa depan Jambi.
Jalan Mendalo adalah jalur lahirnya para sarjana, jalan menuju ekonomi baru, dan jalan yang menyatukan mimpi ribuan keluarga.
Sekarang adalah waktunya untuk berbenah, bukan menunda.
Jika Jambi ingin tumbuh, aman, maju, dan berdaya saing, maka pembangunan dua jalur di ruas Kota Jambi–Mendalo–Pijoan harus menjadi prioritas segera. Karena keselamatan tidak bisa ditawar, dan masa depan tidak boleh lagi menjadi korban di jalan yang sama.
“Infrastruktur bukan sekadar beton, tetapi penjaga keselamatan dan masa depan generasi muda.” Bang Edi (Edi Purwanto, Anggota DPR RI Dapil Jambi)
Oleh : Dr. Fahmi Rasid
LAM PROVINSI JAMBI



