SuaraParlemen.co, Surabaya – Komisi D DPRD Surabaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap layanan Puskesmas 24 jam yang ada di Kota Surabaya, pada Rabu malam (26/2/2025). Sidak ini bertujuan untuk memantau kesiapan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama pada jam-jam malam.

Beberapa puskesmas yang disidak antara lain Puskesmas Sidotopo Wetan, Puskesmas Peneleh, dan Puskesmas Ketabang. Dalam sidak tersebut, berbagai temuan dan catatan penting mengenai layanan puskesmas 24 jam terungkap.

Puskesmas Sidotopo Wetan

Di Puskesmas Sidotopo Wetan, ditemukan beberapa catatan penting terkait pelayanan. Di antaranya, perlunya penambahan jumlah petugas keamanan atau security pada malam hari untuk memastikan areal pintu masuk tetap aman dan puskesmas selalu terlihat siap melayani 24 jam. Selain itu, kesiapan petugas yang selalu siaga dalam menjaga pelayanan juga menjadi perhatian. Pemeriksaan terhadap alat-alat medis, termasuk ketersediaan tabung oksigen, juga dianggap penting untuk memastikan pelayanan tetap optimal.

Puskesmas Peneleh

Sementara itu, di Puskesmas Peneleh, ditemukan beberapa kekurangan yang perlu perhatian. Salah satunya adalah tidak adanya akses langsung IGD dari luar, yang mempersulit akses bagi pasien yang membutuhkan penanganan segera. Selain itu, ruang tindakan yang masih digabung dengan ruang administrasi klinik menjadi catatan, karena dapat mempengaruhi kenyamanan pasien. Puskesmas Peneleh juga masih menempati lahan cagar budaya, sehingga sulit untuk melakukan renovasi guna menyesuaikan dengan kebutuhan layanan. Untuk itu, peningkatan kemudahan warga dalam mengakses puskesmas, terutama pada malam hari, serta penambahan lahan parkir menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Puskesmas Ketabang

Di Puskesmas Ketabang, ditemukan beberapa kekurangan terkait kesigapan petugas dalam menangani pasien pada malam hari. Kehadiran dokter jaga yang tidak tersedia secara langsung di tempat (on-call) menjadi perhatian, mengingat fasilitas yang ada sangat baik dan besar, namun belum teroptimalkan dengan baik. Selain itu, akses pintu IGD yang terkunci dan kurangnya penerangan di area pelayanan depan membuat puskesmas kurang terlihat siap melayani 24 jam.

Baca juga :  Protes LSM Keris Bali Terkait Penggunaan Visual Dewa Siwa di Atlas Beach Club: Dewan Bali Tanggapi Serius

Catatan Johari Mustawan

Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Johari Mustawan, memberikan beberapa catatan penting setelah melakukan sidak. Ia menegaskan perlunya analisis terhadap ketercukupan SDM untuk membuka puskesmas 24 jam, terutama pada shift malam. Selain itu, kesiapan SDM petugas malam dalam menerima pasien secara cepat dan tepat perlu terus ditingkatkan. Ketersediaan peralatan medis emergency, obat-obatan emergency, serta bahan habis pakai juga menjadi bagian yang tak kalah penting untuk diperhatikan.

Johari juga menyoroti pentingnya kemudahan bagi warga untuk mengakses pintu masuk puskesmas, serta kebutuhan akan jumlah dokter jaga malam yang memadai untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat, khususnya untuk diagnosis penyakit yang tidak dilayani oleh rumah sakit, terutama pada kasus IGD.

“Dengan adanya sidak ini, diharapkan layanan puskesmas 24 jam di Surabaya semakin baik dan optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” pungkas Johari Mustawan Legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).