SuaraParlemen.co, Kota Tegal — Ketua Komisi II DPRD Kota Tegal, Zaenal Nurohman, menegaskan pentingnya peran strategis pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam mendorong kemandirian ekonomi Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Pernyataan ini disampaikan Zaenal saat mengisi Podcast bersama para pendamping PKH Kota Tegal di Gedung DPRD, Kamis, 15 Mei 2025.
Zaenal menjelaskan bahwa program PKH bukan hanya sekadar memberikan bantuan sosial, melainkan juga bertujuan untuk memberdayakan para penerima manfaat melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan. Ia berharap, melalui peran aktif para pendamping, KPM dapat memiliki bekal keterampilan dan mental yang cukup untuk keluar dari ketergantungan bantuan dan menjadi mandiri secara ekonomi.
“Para pendamping PKH memiliki peran krusial dalam menumbuhkan semangat ‘naik kelas’ bagi para KPM. Mereka adalah garda terdepan yang memberikan motivasi, arahan, dan pendampingan agar para penerima manfaat bisa mandiri,” ujar Zaenal.
Pada Triwulan I Tahun 2025, tercatat sebanyak 6.873 KPM terdaftar dalam program PKH di Kota Tegal. Namun, jumlah ini hanya didampingi oleh 18 orang pendamping, yang menurut Zaenal merupakan rasio yang belum ideal. Bahkan, salah satu pendamping diketahui sedang mengurus pengunduran diri karena diterima sebagai CPNS.
Zaenal menekankan bahwa salah satu indikator keberhasilan program PKH adalah tingkat graduasi, yaitu berakhirnya status kepesertaan KPM karena telah mampu mandiri dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial. Proses ini bisa terjadi atas kesadaran KPM sendiri ataupun atas dorongan dan pendampingan intensif dari para pendamping.
Menanggapi hal tersebut, Noverdi Novian, salah satu pendamping PKH di Kota Tegal, mengungkapkan bahwa meskipun dihadapkan pada keterbatasan sumber daya, para pendamping tetap berkomitmen penuh dalam menjalankan tugasnya. Dari Januari hingga Mei 2025, tercatat sudah ada 90 pengajuan graduasi PKH.
“Kami menyadari pentingnya peran kami dalam membentuk kemandirian KPM. Karena itu, kami terus berupaya memberikan pendampingan yang efektif, pelatihan yang sesuai dengan potensi wilayah, serta membangun mental kemandirian bagi para penerima manfaat,” ujar Noverdi.
Ia juga menambahkan bahwa meski tantangan di lapangan cukup kompleks, sinergi antara pendamping, pemerintah daerah, dan partisipasi aktif dari para KPM menjadi kunci keberhasilan program. Dengan kolaborasi tersebut, Noverdi optimistis target graduasi PKH di Kota Tegal dapat tercapai secara optimal. []
Tinggalkan Balasan