SuaraParlemen.co, Takengon – DPRK Aceh Tengah bersama pemerintah daerah menggelar rapat pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Perubahan, Rabu (3/9/2025). Namun, rapat tersebut diwarnai kritik tajam terkait inflasi yang terus menghantui masyarakat.

Aceh Tengah tercatat sebagai daerah dengan inflasi tertinggi di Aceh. Kondisi ini dinilai sangat memberatkan masyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Ketua Fraksi PKS DPRK Aceh Tengah, Syukri, menyampaikan kritik keras terhadap pemerintah daerah yang dinilai lamban mengendalikan situasi.

“Pemda itu harus sigap dan turun ke lapangan. Jangan hanya diam di belakang meja. Pengendalian harga bahan pokok harus segera dilakukan supaya masyarakat bisa bernapas lebih lega,” tegas Syukri kepada SuaraParlemen.co.

Selain harga sembako, Syukri juga menyoroti mahalnya gas melon 3 kilogram. Gas subsidi yang seharusnya dijual di pangkalan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp21 ribu, kini melambung hingga Rp28 ribu bahkan tembus Rp30 ribu per tabung.

“Hal ini jelas sangat menyusahkan rakyat kecil. Bagaimana mungkin masyarakat miskin bisa membeli gas melon dengan harga segitu? Ini jelas menciptakan ketimpangan sosial,” ujarnya.

Syukri mendesak Dinas Perdagangan untuk segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pangkalan dan pedagang, agar tidak ada lagi permainan harga yang merugikan rakyat. Ia menegaskan Fraksi PKS DPRK Aceh Tengah akan mengawal ketat kinerja dinas terkait.

“Kita tidak ingin rakyat terus menjadi korban kebijakan yang lambat. Fraksi PKS hadir untuk memastikan suara masyarakat kecil sampai ke meja kebijakan,” tutupnya dengan nada kritis.

Syukri menegaskan, keberadaan wakil rakyat bukan hanya sebatas mengawasi anggaran, tetapi juga memperjuangkan keadilan sosial. Ia menuntut pemerintah daerah menghadirkan solusi nyata agar inflasi dan permainan harga tidak lagi menjadi beban yang menghantui masyarakat Aceh Tengah. (Widia)

Baca juga :  Wakil Ketua II DPRK Aceh Tengah Hadiri RAT Koperasi Bumi Gayo Harmoni