SuaraParlemen.co, Jakarta – Dalam perkembangan terbaru dari eskalasi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, pemerintah China dikabarkan telah memerintahkan maskapai-maskapai nasionalnya untuk menghentikan penerimaan pengiriman pesawat dari raksasa penerbangan Amerika Serikat, Boeing.

Kebijakan ini diambil di tengah memanasnya ketegangan tarif antara Beijing dan Washington, yang terus memburuk sejak Presiden Donald Trump resmi menjabat pada Januari lalu. Kedua negara saling balas menerapkan tarif tinggi terhadap berbagai produk. Saat ini, Amerika Serikat mengenakan tarif hingga 145% untuk produk impor asal China.

Sebagai bentuk respons, pemerintah China menerapkan tarif balasan sebesar 125% terhadap produk asal AS. Beijing menegaskan bahwa peningkatan tarif lebih lanjut dianggap tidak efektif dan hanya akan memperburuk situasi.

Mengutip laporan Bloomberg yang disiarkan oleh AFP, Rabu (16/4/2025), langkah tegas ini tidak hanya mencakup penghentian pengiriman pesawat Boeing, tetapi juga larangan pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan AS oleh maskapai-maskapai China.

Kebijakan ini bersumber dari laporan internal yang belum diumumkan secara resmi oleh otoritas terkait. Namun demikian, dampaknya diprediksi akan signifikan, terutama terhadap biaya operasional maskapai-maskapai China yang masih banyak mengandalkan armada Boeing.

Kenaikan Biaya dan Potensi Subsidi

Dengan tarif impor yang tinggi terhadap pesawat dan komponennya dari AS, biaya untuk setiap pengadaan atau pengiriman baru dipastikan melonjak tajam. Pemerintah China pun dilaporkan tengah mempertimbangkan skema bantuan atau subsidi bagi maskapai yang telah menyewa pesawat Boeing dan kini menghadapi kenaikan biaya akibat kebijakan baru ini.

Langkah ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa China serius dalam menghadapi apa yang mereka sebut sebagai bentuk “perundungan ekonomi” dari pihak Washington. Pemerintah Beijing menilai kebijakan tarif AS bersifat sepihak dan tidak adil, sehingga memutuskan untuk menyerang balik sektor-sektor strategis Amerika, termasuk industri penerbangan.

Baca juga :  Politisi PKS Aceh Tenggara Bagikan Air Mineral ke Masjid Jelang Ramadhan

Ketidakpastian Diplomatik dan Dampak Global

Kebijakan tarif dari pemerintahan Trump telah menimbulkan ketidakpastian di pasar global serta mengguncang hubungan diplomatik, bahkan dengan negara-negara sekutu. Meski Presiden Trump sempat mengumumkan penangguhan sementara terhadap tarif tambahan pekan lalu, tidak ada pelonggaran khusus yang diberikan kepada China.

Pada Jumat lalu, pemerintah AS mengumumkan pengecualian tarif untuk beberapa produk teknologi seperti smartphone, semikonduktor, dan komputer, dalam upaya melindungi sektor teknologi domestik. Namun, pesawat dan komponennya tidak termasuk dalam daftar tersebut.

Dampak Terhadap Boeing

Hingga saat ini, baik pihak Boeing maupun Kementerian Luar Negeri China belum memberikan pernyataan resmi mengenai penghentian pengiriman ini. Jika benar diberlakukan, kebijakan tersebut diperkirakan akan memperburuk posisi Boeing di pasar global, khususnya di Asia—yang selama ini menjadi salah satu wilayah pertumbuhan utama bagi perusahaan tersebut. (Amelia)