SuaraParlemen.co, Bener Meriah — Polemik panjang yang melanda RSUD Muyang Kute akhirnya menemui titik terang. Bupati Bener Meriah resmi mencopot Sri Tabahati dari jabatan Direktur RSUD pada Kamis (9/10/2025).

Keputusan tegas dari pemerintah daerah tersebut disambut positif oleh berbagai kalangan, termasuk Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bener Meriah. Organisasi mahasiswa ini sejak beberapa bulan terakhir aktif menyuarakan kritik terhadap berbagai persoalan dalam pelayanan dan manajemen rumah sakit daerah tersebut.

Ketua GMNI Bener Meriah, Khairuddin, menilai pencopotan Sri Tabahati sebagai langkah tepat sekaligus bentuk respons nyata terhadap aspirasi masyarakat.

“Selama menjabat, banyak keluhan dari masyarakat terkait pelayanan, fasilitas, bahkan administrasi yang amburadul. Dia layak mendapatkan rapor merah,” tegas Khairuddin dalam rilis yang diterima RRI.

Lebih lanjut, ia berharap agar pemerintah tidak lagi menempatkan Sri Tabahati pada posisi strategis, sehingga dapat fokus menjalankan tugas profesionalnya sebagai seorang dokter.

Khairuddin juga menegaskan bahwa meski pergantian direktur telah dilakukan, GMNI akan terus mengawal setiap kebijakan rumah sakit agar tetap berpihak kepada masyarakat.

“Kami berharap direktur yang baru mampu membawa perubahan signifikan. GMNI akan terus menjadi kontrol sosial dan mengkritisi setiap kebijakan jika merugikan rakyat,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Khairuddin menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendorong terjadinya perubahan di RSUD Muyang Kute — rumah sakit terbesar di kabupaten penghasil kopi tersebut. (Kjp)

Sumber : RRI.co.id

Baca juga :  Jamsostek hingga ke Akar Rumput: Visi Keadilan Sosial dari Wali Kota Maulana