SuaraParlemen.co, Lampung Selatan – Sabtu, 9 Februari 2025, menjadi hari yang penuh kesedihan bagi petani di Lampung Selatan. Sebanyak 4.192 hektare lahan pertanian padi dan 125 hektare tanaman jagung terendam banjir akibat curah hujan yang sangat tinggi. Luapan air Sungai Way Pisang yang meluap menyebabkan banjir yang merendam ribuan hektare lahan di beberapa desa di Kecamatan Palas.

Banjir tersebut disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur kawasan ini selama beberapa hari berturut-turut. Pada Minggu, 9 Februari 2025, Gubernur Lampung terpilih, Rahmat Mirzani Djausal, bersama Ketua MPR RI Ahmad Muzani, mengunjungi lokasi banjir di Desa Suka Bakti dan Desa Sukaraja, Kecamatan Palas. Kedatangan mereka untuk menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak serta melakukan peninjauan langsung terhadap situasi yang terjadi.

Dalam kesempatan tersebut, Rahmat Mirzani Djausal mengajukan permintaan bantuan kepada Ahmad Muzani untuk mempercepat perbaikan sarana irigasi pertanian, termasuk pengangkatan sedimentasi dan perbaikan pintu air. Iyay Mirza, sapaan akrab Gubernur terpilih, berharap agar kedua sarana ini dapat menjadi prioritas dalam anggaran pusat tahun ini.

Sementara itu, Ahmad Muzani berjanji akan mengupayakan bantuan tersebut, termasuk untuk perbaikan sarana irigasi dan dukungan kepada petani yang gagal panen, pada bulan Mei 2025.

Banjir yang terjadi pada 9 Februari 2025 ini bahkan lebih parah dibandingkan dengan bencana serupa pada 19 Januari 2025. Dua titik tanggul Sungai Way Pisang yang berada di Desa Suka Bakti dan Desa Sukaraja jebol akibat peningkatan debit air. Selain itu, aliran sungai di Desa Palas Pasemah juga meluap drastis hingga melewati tanggul, merendam ribuan hektare lahan pertanian.

Kepala UPT Pertanian Kecamatan Palas, Uning, menjelaskan bahwa luapan air terjadi setelah hujan deras selama dua hari berturut-turut. Tanggul sungai di Desa Sukabakti dan Desa Sukaraja jebol sejak pagi hari, sementara aliran di Desa Palas Pasemah meluap pada siang harinya. “Masuk ke sawah milik masyarakat. Ribuan hektar seketika berubah menjadi lautan,” ujar Uning.

Baca juga :  Anggota DPRD Jawa Barat Budiwanto Dorong Pengembangan Energi Terbarukan

Berdasarkan catatan UPT Pertanian, 4.192 hektare tanaman padi dan 125 hektare jagung terendam banjir. Hamparan lahan yang paling luas terdampak berada di sepanjang aliran Sungai Way Pisang, mencakup Desa Sukabakti, Sukaraja, Palas Aji, Palas Pasemah, Pala Jaya, Bandan Hurip, hingga Pulau Tengah. “Banjir kali ini lebih parah dibandingkan dengan bencana pada Januari lalu yang hanya merendam 2.088 hektare tanaman padi,” tambah Uning.

Sayangnya, prediksi gagal panen di Kecamatan Palas semakin meluas. Banjir akibat luapan Sungai Sekampung yang terjadi pada Januari lalu bahkan belum surut hingga saat ini. Kini, giliran luapan Sungai Way Pisang yang menerjang dan merendam hampir seluruh wilayah Palas, kecuali Desa Tanjung Sari yang masih aman.

Dengan kondisi ini, masyarakat dan pemerintah setempat berharap agar perbaikan sarana irigasi dapat segera dilakukan untuk mencegah bencana serupa di masa depan dan membantu para petani yang terdampak. (Amelia)