SuaraParlemen.co, Surabaya – Kasus penangkapan 15 pelajar SMP di kawasan Jl. Kunti, Surabaya, yang dinyatakan positif menggunakan narkoba, telah memicu reaksi cepat dari kalangan legislatif. Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PKS, Johari Mustawan, yang akrab disapa Bang Jo, merespons hal ini sebagai alarm bahaya serius.
Menurut Bang Jo, insiden ini menunjukkan semakin beraninya jaringan peredaran narkoba menyasar lingkungan pendidikan, yang merupakan ancaman nyata bagi generasi muda.
1. Peran Sentral Keluarga sebagai Pondasi Utama
Bang Jo menegaskan bahwa pengawasan anak tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Ia menekankan pentingnya penguatan peran keluarga sebagai benteng pertama pendidikan dan pengawasan.
“Pengawasan tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Orang tua tetap menjadi gerbang pertama pendidikan. Keluarga harus peka terhadap perubahan perilaku anak,” tegas Bang Jo saat dihubungi pada Jumat (14/11).
2. Standar Operasional yang Tegas untuk Sekolah
Selain keluarga, Bang Jo juga menyoroti tanggung jawab institusi pendidikan. Ia meminta setiap sekolah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tegas dan terukur terkait:
- Pencegahan peredaran narkoba.
- Mekanisme penanganan kasus.
- Pelaporan jika ada indikasi peredaran atau penggunaan narkoba.
“Sekolah harus punya standar operasional yang jelas. Tidak bisa hanya mengandalkan himbauan. Harus ada aturan tegas dan mekanisme penanganan yang berjalan,” jelasnya.
3. Pemkot dan Regulasi yang Lebih Kuat
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga dinilai memiliki peran krusial dalam mencegah peredaran narkoba yang lebih luas. Bang Jo mendesak Pemkot untuk segera menyusun dan menerapkan regulasi yang lebih kuat terkait peredaran dan penggunaan NAPZA di wilayah kota.
“Pemkot harus hadir dengan regulasi yang tegas dan komprehensif. Ini bukan sekadar kasus, ini ancaman serius bagi generasi muda,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menekankan perlunya tindakan proaktif dari pihak berwenang.
“BNN dan Pemkot perlu turun langsung melakukan inspeksi rutin. Jangan tunggu kasus muncul baru bergerak,” tegas Bang Jo.
4. Benteng Moral Melalui Pendidikan Karakter
Sebagai solusi jangka panjang, Bang Jo menilai pentingnya menguatkan pendidikan karakter dan spiritual bagi anak-anak. Hal ini bertujuan agar mereka memiliki benteng moral yang kuat untuk menolak pengaruh negatif.
“Anak-anak harus didekatkan pada nilai-nilai religius sesuai ajaran agamanya. Ini penting sebagai fondasi agar mereka mampu menolak pengaruh negatif seperti narkoba,” jelasnya.
5. Seruan Kerja Kolektif
Menutup pernyataannya, Bang Jo menyerukan agar seluruh pihak — keluarga, sekolah, Pemkot, BNN, dan kepolisian — bergerak bersama dalam sebuah kerja kolektif.
“Tanpa kerja kolektif, Surabaya akan sulit terbebas dari ancaman narkoba yang mencederai masa depan generasi muda,” pungkas Bang Jo.



