SuaraParlemen.co, Surabaya — Komisi D DPRD Kota Surabaya menggelar hearing bersama National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Surabaya untuk membahas peningkatan dukungan terhadap atlet penyandang disabilitas. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Bappedalitbang, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar), bagian hukum dan kerja sama, serta pengurus NPCI Surabaya.

Dalam rapat tersebut, para peserta menyoroti pentingnya kesetaraan antara atlet disabilitas yang tergabung di NPCI dengan atlet di bawah naungan KONI.

Anggota Komisi D DPRD Surabaya dari Fraksi PKS, H. Johari Mustawan, STP, MARS, menekankan pentingnya pembinaan olahraga bagi penyandang disabilitas sebagai bentuk branding positif bagi Kota Surabaya.

“NPCI itu fokusnya pada pembinaan olahraga untuk kaum disabilitas. Ini bisa menjadi branding positif bahwa Surabaya adalah kota yang mengakomodasi dan memberikan peluang yang sama bagi orang-orang dengan disabilitas,” ujar Johari yang akrab disapa Bang Jo.

Bang Jo mendorong agar NPCI memperoleh dukungan legal formal yang setara dengan KONI. Dengan demikian, Pemerintah Kota Surabaya dapat memberikan supporting dan fasilitas yang sepadan. Ia menilai, prestasi para atlet disabilitas Surabaya sudah selayaknya mendapat perhatian lebih dari Pemkot.

Sebagai catatan, atlet-atlet NPCI Surabaya berhasil menjadi juara umum Pekan Paralimpik Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 dan 2024. Namun, menurut Bang Jo, dukungan yang diberikan masih belum optimal.

“Dari pengurus NPCI merasa belum tersupport dengan baik, baik dari sisi anggaran operasional, penghargaan prestasi, pembinaan program, maupun pembinaan atlet. Bahkan, banyak atlet disabilitas yang antre untuk bergabung karena keterbatasan anggaran,” jelasnya.

Bang Jo pun mendorong Pemerintah Kota Surabaya melalui Disbudporapar untuk mengalokasikan anggaran khusus dari APBD guna mendukung pembinaan program dan kegiatan NPCI. Dukungan tersebut meliputi penghargaan bagi atlet berprestasi, penyediaan fasilitas latihan yang layak, serta sekretariat yang memadai.

Baca juga :  KPK Ungkap Firli Bahuri Umumkan OTT Sebelum Hasto dan Harun Masiku Tertangkap

Selain itu, ia juga menyoroti minimnya fasilitas latihan bagi atlet disabilitas. Beberapa kebutuhan mendesak yang disampaikan antara lain dukungan tenaga pelatih profesional, ahli gizi, fisioterapis, dan psikolog olahraga.

“Kondisi psikologis atlet disabilitas perlu perhatian khusus. Mereka membutuhkan masukan dan motivasi dari para profesional yang berpengalaman dalam mendampingi atlet disabilitas,” tambahnya.

Menutup pernyataannya, Bang Jo berharap ke depan Pemerintah Kota Surabaya dapat mengalokasikan lahan khusus bagi pelatihan dan sekretariat NPCI. Ia meyakini, jika peminat dan prestasi atlet disabilitas terus meningkat, pembangunan gedung olahraga khusus akan menjadi kebutuhan yang nyata.

“Diharapkan Pemkot bisa menyediakan lahan khusus, minimal untuk sekretariat dan pelatihan terlebih dahulu. Dalam jangka panjang, kalau peminat dan prestasinya meningkat, sangat memungkinkan dibangun fasilitas gedung olahraga tersendiri,” pungkasnya.