SuaraParlemen.co, Kota Jambi — Pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Annisa Kota Jambi akhirnya memberikan klarifikasi terkait kasus seorang ibu hamil bernama Nurpita, warga Handil Jaya, Kecamatan Jelutung, yang kehilangan janinnya berusia sembilan bulan.
Direktur RSIA Annisa, dr. Ade Pintor, menjelaskan bahwa pihak rumah sakit telah melakukan seluruh prosedur medis sesuai dengan standar operasional (SOP) yang berlaku.
“Dari hasil pemeriksaan, diduga penyebab meninggalnya janin adalah karena tali pusat terlilit serta adanya riwayat penyakit gula darah pada ibu hamil,” ujar dr. Ade Pintor, Sabtu (4/10/2025).
Menurut penjelasannya, pasien datang ke RSIA Annisa pada pukul 21.40 WIB dengan keluhan seluruh tubuh merah dan bentol-bentol setelah mengonsumsi ikan laut. Dari hasil pemeriksaan awal, kondisi pasien dinyatakan stabil dengan tekanan darah 118/80 mmHg, denyut nadi 89 kali per menit, suhu 36 derajat, dan detak jantung janin (DJJ) masih normal di angka 146 kali per menit.
“Tidak ditemukan tanda-tanda gawat darurat pada kehamilan saat itu, sehingga pasien kami observasi selama 40 menit. Karena kondisi baik dan tidak ada keluhan lanjutan, pasien diperbolehkan pulang,” jelasnya.
Beberapa hari kemudian, tepatnya pada Rabu (1/10/2025), pasien memeriksakan diri ke praktik pribadi dr. Zul Andriahta, dan hasil USG menunjukkan detak jantung janin sudah tidak terdengar.
“Setelah bayi dikeluarkan, ditemukan tali pusat terlilit dan jaringan tali pusat sudah mati. Secara medis, kematian janin disebabkan oleh tali pusat yang terpilin serta faktor kesehatan ibu, termasuk kadar gula darah,” tambah dr. Ade.
Pihak RSIA Annisa juga menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga pasien dan menyatakan siap bekerja sama dalam proses evaluasi atau audit medis apabila diperlukan.
“Kami turut berduka atas kejadian ini dan siap mendukung proses evaluasi jika dibutuhkan,” pungkasnya.
Sementara itu, dr. Andiliah, dokter jaga UGD RSIA Annisa yang menangani pasien saat pertama kali datang, menegaskan bahwa penanganan medis telah dilakukan sesuai prosedur.
“Pasien hanya mengeluh bercak merah di tubuh dan tidak ada tanda-tanda bahaya pada kehamilan. Kami memberikan obat alergi yang aman untuk ibu hamil,” ujarnya.
Senada, dr. Zul Andriahta, Sp.A., menuturkan bahwa saat pasien datang ke tempat praktik pribadinya, kondisi janin sudah tidak bernyawa.
“Saat dilakukan USG, detak jantung janin sudah tidak ada. Setelah operasi, ditemukan tali pusat sepanjang 10 sentimeter yang telah menghitam. Selain itu, pasien juga memiliki riwayat gula darah,” jelas dr. Zul.
Kasus ini sebelumnya sempat menghebohkan warga Jambi, lantaran keluarga pasien mempertanyakan keamanan obat alergi yang diberikan RSIA Annisa. Namun, pihak rumah sakit menegaskan bahwa seluruh obat yang diberikan aman untuk ibu hamil dan disesuaikan dengan kondisi medis pasien saat itu.
Tinggalkan Balasan