SuaraParlemen.co, Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menerbitkan kebijakan baru terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kini, sisa makanan MBG tidak lagi boleh dibersihkan di lingkungan sekolah. Kebijakan tersebut mewajibkan sisa makanan dibersihkan di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).
Langkah ini diambil untuk mencegah terulangnya insiden keracunan massal seperti yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
“Saya sudah meninjau langsung ke Cianjur. Penyebab utama masih dalam penyelidikan laboratorium. Namun ada kendala saat pengambilan sampel karena sisa makanan yang diduga menjadi sumber keracunan sudah dibersihkan di sekolah,” ujar Kepala BGN, Dadan Hindayana, di Jakarta, Kamis (24/4).
“Jadi, kita menambahkan dalam SOP bahwa sisa makanan tidak boleh dibersihkan di sekolah, tapi harus dibawa ke SPPG,” tambahnya.
Evaluasi dan Perbaikan Proses
Selain perubahan SOP, Dadan menyampaikan dua rekomendasi tambahan untuk pengelola SPPG. Pertama, penggunaan tempat makan (food tray) dari bahan non-plastik. Kedua, pemisahan proses barang masuk dan keluar di lokasi pelayanan.
Ia juga menekankan bahwa BGN melakukan evaluasi harian setiap pukul 16.00 WIB setelah distribusi MBG selesai dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, meskipun insiden tetap saja bisa terjadi.
“SPPG yang sudah berjalan saat ini ada 1.079 dan telah melayani lebih dari 3 juta penerima. Meski targetnya zero incident, tetap saja potensi kejadian selalu ada,” jelasnya.
Pelatihan Ulang Pegawai SPPG
Untuk meningkatkan kualitas layanan, khususnya pasca kasus di Cianjur, BGN akan mengadakan pelatihan ulang bagi seluruh pegawai SPPG yang bertugas.
“SPPG di Cianjur sudah berjalan sejak 15 Januari 2024. Jadi, kelihatannya memang perlu penyegaran. Kami akan adakan training ulang pada Sabtu dan Minggu untuk seluruh pegawai agar kualitas pelayanan meningkat,” tutur Dadan.
Kronologi Kasus Keracunan di Cianjur
Insiden keracunan massal terjadi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur pada Senin (21/4). Puluhan siswa mengalami gejala pusing, mual, dan muntah setelah menyantap makanan MBG.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Cianjur, Frida Laila Yahya, mengatakan bahwa pihaknya baru menerima laporan sekitar 21 siswa yang telah dibawa ke rumah sakit.
“Saat ini baru 21 orang yang dilaporkan mendapat perawatan medis. Kami masih melakukan pendataan karena seluruh siswa MAN 1 Cianjur yang berjumlah sekitar 800 orang menyantap MBG hari itu,” kata Frida. (Amelia)
Tinggalkan Balasan