SuaraParlemen.co, Maumere – Kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini mendorong Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, untuk mengusulkan pembangunan tempat lokalisasi di wilayah tersebut.
“Kemarin saya sudah bicara, saatnya Sikka membangun lokalisasi. Dengan data yang ada, jangan kita hanya melihat segala sesuatu tampak suci di permukaan, sementara korban yang sebenarnya adalah anak-anak. Saya sedang melakukan konsolidasi terkait hal ini,” ujarnya pada Kamis, 20 Maret 2025.
Menurut Petrus, kehadiran tempat lokalisasi diharapkan dapat membantu meredam dan meminimalisir jumlah korban pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan seksual.
Pihaknya telah mengajukan proposal kepada Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris, untuk berkomunikasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan mengenai kebutuhan akan pusat rehabilitasi bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
“Kemarin saya sudah menitipkan proposal kepada Pak Bupati agar bisa berkomunikasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Sikka sangat membutuhkan pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan perempuan dan anak. Jika ada kasus, kita tangani terlebih dahulu, namun setelah itu korban tidak bisa langsung dikembalikan ke rumah tanpa ada pendampingan. Mereka harus memiliki tempat yang aman,” tegasnya.
Usulan ini menjadi perhatian serius mengingat meningkatnya kasus kekerasan seksual di Sikka. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah konkret dalam melindungi anak-anak dan perempuan dari tindak kekerasan seksual. (Amelia)
Tinggalkan Balasan