SuaraParlemen.co, Aceh Tengah – Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah, Susilawati, menggelar acara berbuka puasa bersama para kru Trans TV di Umah Pitu Ruang, rumah adat tradisional suku Gayo yang berlokasi di Desa Kemili, Kecamatan Bebesen, Sabtu (8/3). Acara ini menjadi bagian dari upaya memperkenalkan dan melestarikan budaya Gayo, yang tengah mendapat sorotan dari Trans TV dalam produksi film dokumenter Tanah Air Beta.

Hidangan Khas Gayo untuk Berbuka

Berbuka puasa kali ini terasa istimewa dengan sajian khas Gayo yang langsung dimasak oleh Susilawati sendiri. Menu berbuka meliputi berbagai olahan ikan Depik—ikan endemik Danau Lut Tawar—seperti Ikan Depik Dedah, Ikan Depik Pengat, dan Ikan Depik Tangkap. Selain itu, tersedia sambal Terpuk Ingke, olahan khas dari kecombrang dan buah cempoka, serta beberapa hidangan ringan lainnya.

“Sore nanti saya undang semuanya untuk menikmati masakannya,” ujar Susilawati dengan nada bercanda saat mengundang kru Trans TV di sela-sela syuting Tari Guel pagi tadi.

Dukungan PAHAM Aceh Tengah untuk Perlindungan Budaya Gayo

Acara berbuka ini juga dihadiri oleh Ni’mah Kurniasari, S.H, CPM, Direktur Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Aceh Tengah dan Bener Meriah. Ia turut mendampingi kru Trans TV sejak pagi dalam proses syuting.

Dalam kesempatan ini, Ni’mah menyoroti pentingnya perlindungan hukum terhadap budaya asli daerah. Ia menegaskan bahwa budaya Gayo perlu dilestarikan dan dijaga melalui regulasi yang sesuai dengan karakteristik khasnya.

“Melestarikan budaya di suatu daerah adalah sebuah keharusan. Begitu juga dengan budaya Gayo, yang perlu dijaga melalui peraturan daerah dengan karakteristik khusus Gayo. Qanun daerah untuk melestarikan budaya sekaligus menjaga kearifan lokal perlu dibuat untuk melindungi budaya itu sendiri,” ujarnya.

Baca juga :  Fahrul Ilmi Salut dengan Inovasi Program Pemberdayaan di Masjid At-Taqwa Rawasari

Umah Pitu Ruang: Simbol Identitas dan Kebersamaan

Selain menjadi tempat berbuka puasa, Umah Pitu Ruang juga dijadikan lokasi syuting untuk segmen Didong—seni bertutur khas Gayo yang dimainkan oleh anak-anak usai tarawih. Rumah adat ini tidak hanya menjadi saksi kekayaan budaya Gayo, tetapi juga simbol kebersamaan yang masih erat terjalin di masyarakat.

Serba serbi shooting.

Kegiatan berbuka puasa ini tidak hanya memperkuat tali silaturahmi, tetapi juga menjadi bukti nyata bagaimana budaya dan kuliner dapat menjadi alat diplomasi budaya yang efektif. Dengan adanya dokumentasi dari Trans TV, diharapkan pesona Gayo semakin dikenal luas dan mendapat perhatian lebih untuk pelestariannya.(Kjp)